Selasa, 05 April 2011

FLA Bima (By. Aji Weo)

Perhatian terhadap upaya untuk mewujudkan tata kepemerintahan yang demokratis menjadi salah satu agenda penting baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Hal ini dapat dicapai melalui sebuah proses interaksi yang terbuka, saling menghargai antar aktor-aktor dalam pemerintahan dengan aktor-...aktor diluar pemerintahan seperti masyarakat sipil dan masyarakat ekonomi. Misi tersebut mensyaratkan adanya sebuah system politik dan pemerintahan yang dikelola secara adil, transparan, akuntable dan melibatkan partisipasi masyarakat.
Mewujudkan tata kepemerintahan lokal yang demokratis (local democratic governance) merujuk pada suatu sistem pengelolaan pemerintahan yang berbasis pada masyarakat dimana negara berbagi kekuasaan dengan masyarakat untuk  memastikan dilaksanakannya elemen utama seperti (1) partisipasi; (2) transparansi dan akuntabilitas; (3) efektivitas dan keadilan; (4) supremasi hukum. Elemen tersebut merupakan basis penilaian dalam menakar wujudnya suatu tata kepemerintahan yang baik. Oleh karena itu, tata kepemerintahan lokal yang demokratis dapat dipandang sebagai sebuah agenda pembangunan untuk menjadikan pemerintahan lebih efektif, efisien dan berpihak kepada publik. Keterlibatan warga dalam proses-proses pembangunan perlu ditingkatkan, baik dalam perencanaan-penganggaran, pelaksanaan program pembangunan, monitoring evaluasi dan mengambil pembelajaran dari proses yang sudah dilaluinya. Secara sinergis tiga pilar utama dalam masyarakat sipil memikirkan alternatif-alternatif solusi untuk mengatasi persoalan pembangunan.
Di Bima (contoh Kabupaten Bima), terwujudnya tata kepemerintahan yang demokratis menjadi salah satu bagian dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah. Statemen misi dalam dokumen RPJMD Kab. Bima 2010 – 2015, yaitu pertama ‘peningkatan partisipasi  masyarakat dalam pembangunan secara proporsional sebagai pelaku dan penikmat pembangunan’ dan misi kedua yaitu “ Restrukturisasi lembaga pemerintahan dalam meningkatkan peran dan fungsi strategis aparatur pemerintahan selaku agen pembangunan dan pelayanan prima dalam melaksanakan tugas di bidang pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance sehingga tercipta pelayanan publik yang sistematis, profesional, transparan, dan akuntabel’. Misi tersebut telah dijabarkan menjadi agenda-agenda pembangunan, misalnya dalam agenda kedua ‘Agenda Kepemerintahan Yang Baik‘.
Dalam mewujudkan Demokratisasi dan Tata Kepemerintahan yang Demokratis (TKLD) di Bima telah dikerjakan oleh berbagai pihak dengan hasil-hasil kerja yang terbilang cukup baik untuk memperkuat akses dan kontrol masyarakat dalam mendorong peningkatan pemenuhan hak-haknya sebagai warga. Cerita-cerita keberhasilan tersebut telah membawa semangat dan rasa percaya diri masyarakat dan OMS-OMS lebih meningkat. Pengakuan dari berbagai pihak terhadap kemampuan masyarakat dan OMS-OMS, juga kian terlihat. Ini merupakan suatu potensi dan kekuatan yang luar biasa sebagai asset sosial dan sumber energi yang memberikan inspirasi serta pilihan untuk pembelajaran sosial bagi tindakan-tindakan inspiratif dan menakjubkan untuk melakukan perubahan sosial dengan cepat dan damai. Keberhasilan yang membanggakan tersebut patut diperluas dampaknya. Akan tetapi keberhasilan-keberhasilan yang dilakukan oleh berbagai pihak tersebut belum dikomunikasikan secara meluas untuk menarik lebih banyak pihak untuk terlibat dalam agenda perjuangan tersebut, kemudian menjadikannya sebagai bahan pembelajaran sosial serta untuk memperluas dampak. Hal ini disebabkan karena, selain agenda-agenda tersebut belum terkonsolidasi secara baik, juga belum terbangun dan bekerjanya ruang, sistem dan mekanisme konsultasi yang terstruktur dan terlembagakan, efektif, efisien dan berkesinambungan antarapihak pembaruan sosial untuk membagi keberhasilan yang mereka lakukan. Sejauh ini agenda-agenda perjuangan dan berbagai keberhasilannya masih menjadi milik kelompok, sektor dan proyek tertentu dan bersifat parsial oleh masing-masing aktor, kalaupun sudah terbangun inisiatif membangun kerja kolaborasi masih pada tahapan tertentu dari rangkain siklus kegiatan, artinya belum dilakukan secara utuh dan sistimatis, sehingga dampak yang ditimbulkan belum cukup signifikan.
Untuk mendukung usaha-usaha tersebut, maka dibutuhkan berbagai upaya untuk mempertemu-kenalkan dan mengkonsolidasikan energi positif para pihak-penggerak lokomotif perubahan sosial untuk mendesain arsitektur kehidupan sosial terutama berkaitan dengan mendorong terwujudnya nilai dan prinsip tata kepemerintahan yang baik dan demokratis menjadi culture semua warga dan organisasi. Upaya dmaksud adalah menghargai, memberi nilai tambah, mengambil pelajaran atau hikmah dari setiap kejadian atau keberhasilan yang dilalui dan diajak untuk fokus pada apa yang terbaik. Upaya-upaya tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya orang-orang yang mulai berpikir dan berpraktik apresiatif. Oleh karena itu, dibutuhkan orang-orang apresiatif atau forum apresiatif multi-pihak atau dengan sebutan lain FLA (Forum Lintas Aktor ) untuk memulai dan membuat gerakan sosial yang apresiatif menjadi nyata.
Pihak-pihak yang bergabung dalam FLA perlu menggagas dan merumuskan visi bersama, mendesain bangunan ideal untuk arsitektur kehidupan bersama, menemukan inovasi-inovasi dan tindakan-tindakan inspiratif yang lebih konkrit, spesifik, terukur sehingga masing-masing pihak yang melakukan pembaruan sosial di Bima mampu mendorong percepatan perubahan pada tata kepemerintahan lokal yang demokratis. Agenda FLA untuk tata kepemerintahan lokal yang demokratis dibangun dari, oleh dan untuk para pihak gerakan pembaruan sosial yang apresiatif dan inspiratif melalui gerakan bersama dengan pendekatan berbasis asset serta berbagai konsultasi yang terus-menerus. FLA merupakan milik bersama semua aktor yang peduli dengan terwujudnya TKLD di Bima. Keanggotaan FLA bersifat terbuka dan sukarela. Aktifitas dan dinamika FLA tergantung sungguh pada komitmen dan konsistensi semua pihak yang bergabung dalam FLA, walaupun ruang bagi kerjasama, koordinasi, dan inklusivitas sosial dengan pihak luar, tetap ada. Oleh karena itu FLA Bima merupakan wadah komunikasi dan berbagi para champion pembangunan yang bersifat lentur, fleksibel, hidup, lintas sektor dan lingkup pengaruh/ kepentingan untuk mendorong tata kepemerintahan lokal yang demokratis bagi semua pihak. Pada akhirnya, dampak perubahan sosial yang diharapkan, adalah adanya peningkatan kualitas hidup warga, terutama orang miskin, kaum perempuan dan kaum marjinal lainnya, menjadi nyata dan berkesinambungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar