Minggu lalu saya dengan 12 orang KPPMD (Kader Penggerak Pembangunan Masyarakat Desa) dari 8 Desa se kecamatan Donggo berkesempatan mengujungi Desa Kopang Rembiga Lombok Tengah. Sebelumnya kami mengunjungi Desa Meninting di daerah Senggigi. Dua desa ini sengaja kami kunjungi karena dianggap berhasil mendorong partisipasi warga untuk membagun desanya.
Tiak salah kami berkunjung ke dua desa tersebut, ternyata memang luar biasa! Membandingkan desa Meninting dan Kopang Rembige dengan desa-desa di Kabupaten Bima dan Dompu sungguh jauh bumi dengan langit. Pemerintah desa, lembaga desa, tomas/toga dan warga bahu membahu membangun desanya. Ketika saya tanya Kepala Desa Meninting, bagaiman bisa seperti ini? Beliau menjawab, "Awanya kondisi desa mungkin hampir sama dgn desa-desa lain. yang kami lakukan lebih awal adalah menyatukan pemahaman dengan seluruh komponen desa terutama elit-elit desa bahwa kemajuan desa sangat tergantung dari kita, tidak boleh kita mengharap dan mengharap bantuan dari atas. Bantuan memang dipelukan jika kita merasa kurang mampu kita lakukan". Ketika semua sepaham, segala potensi dan aset sangat gampang dimobilisasi.
Senada dengan desa Meninting, Sekdes Kopang menjelaskan ketika pertanyaan serupa disampaikan, "Pemahaman yang sama antara elit desa dan warga menjadi kunci untuk membangun desa. Ketika pemahaman sudah sama, maka apapun bisa dilakukan". Warga desa Kopang rela mensuport Rp.1000 per KK/bln untuk membangun desanya. Nilainya tidak seberapa, tapi yang paling pokok adalah keihlasan warga untuk menyumbang. Tentunya, karena komitmen kebersamaan sudah dibangun, maka dengan sendirinya nilai-nilai Demokratis, Partisipasi, Transparansi serta akuntabilitas mewarnai seluruh aktifitas desa.
Jika saja separoh saja desa-desa di NTB seperti Menintingg dan Kopang rembiga, maka kemiskinan, keterbelakangan yang identik dengan desa mungkin tinggal kenangan.
Selamat untuk Desa Meninting dan Kopang Rembiga, moga saja keberhasilanmu mengispirasi desa-desa lain di NTB khususnya Bima-Dompu.
